MANADO, BAS – Mematangkan teknik hidup di alam bebas dengan materi dan praktek lapangan, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Equil Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsrat melakukan satu agenda dalam program Pendidikan Dasar yaitu praktek lapangan perjalanan keanggotaan di alam bebas, Kamis-Minggu (24-26/5/24).
Perjalanan tersebut menyusuri Gunung Manimporok dan Anak Soputan.
Ketua atau Kepala Suku (Kasuk) Mapala Equil Jonatan ‘Mawale’ Tuju memimpin perjalanan tersebut. Didampingi, Jitro ‘Polandi’ Ponto dan Fira ‘Awu’ Mamuko. Ketiganya, sebagai Anggota Penuh (AP) Mapala Equil.
Menurutnya, penggembaraan itu sebagai syarat wajib ditempuh setiap calon anggota ke anggota muda dan menjadi AP di organisasi mereka.
Calon yang dimaksud adalah Adiel Christy dan Angelica Liangdo.
“Perjalanannya bagian dari Pendidikan Dasar (Dikdas) Angkatan 25 bernama Panthera Tigris. Sekaligus penerapan materi-materi kelas di lapangan seperti Survival, Navigasi Darat dan lainnya,” kata dia.
Singkat dikisahkan, tahap pertama mulai berkelana dengan memberi laporan ke pemerintah di Desa Tosuraya Barat di Kabupaten Minahasa Barat.
Kemudian, membuat orientasi medan yang akan ditempuh, yakni ke arah Gunung Manimporok. Setibanya di puncak, tenda dibuka untuk beristirahat semalam.
Keesokan hari, mereka mulai merapat ke Anak Gunung Soputan, hingga dan menuruni gunung sampai di Desa Taure, Kabupaten Minahasa. Di desa itu pelaporan ke pemerintah setempat dilakukan.
“Selama perjalanan, kami mengatasi kendala alam yang berangin, kabut dan lainnya. Namun, mampu teratasi,” ujar Tuju dibenarkan Ponto dan Mamuko sebagai mentor berkisah.
Terkait pengembaraan, salah satu AP Angkatan II Mapala Equil Leonardo ‘Polahi’ Padeatu berharap, para juniornya dapat merasakan bagaimana mengambil keputusan, memecahkan masalah di alam bebas.
Bang Leo, akrab anggotanya menyapa juga Owner dari Indonesia Trekking, salah satu Adventure Travel and Operator Team Building Training di Indonesia bermarkas di Jakarta ini, meminta tetap bekerja sama dalam tim.
Dimana, mereka bisa memetik makna selalu bisa kerjasama tim dengan baik, berbaur dengan alam dan beradaptasi dengan baik dalam cuaca ke depannya.
“Pastinya, proses itu dapat mereka petik hikmah pengembaraan dengan menambah cinta akan tanah air, lingkungan hidup yang sehat dan tahu pentingnya konservasi alam. Sehingga, dengan sendirinya akan menjadi karakter yang tangguh dikemudian hari,” serunya.
Wakil Dekan I FEB Unsrat sekaligus Anggota Kehormatan (AK) Mapala Equil Dr Hendrik Gamaliel SE Msi Ak CA dengan nama alam Rengas, turut mensuport pula dan mengapresiasi kegiatan tersebut.
Dia sampaikan, kegiatan ekstra kurikuler ini bentuk proses pembelajaran pula didalamnya. Dengan tetap mengutamakan selesainya perkuliahan yang ditempuh pula tiap anggota di Mapala Equil.
Diharapkan juga, penggembaraan di alam, itu jadi bekal ketika mereka sarjana nanti untuk tetap peduli tentang keadaan alam yang saat ini sering terabaikan. (***)