MANADO, BAS – Pemerintah Kota Manado mengadakan Konsultasi Publik RKPD Kota Manado tahun 2026 di Ruang serba guna Pemkot Manado, selasa, (04/02/25).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) kota Manado dan dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Manado Dr Micler Lakat yang mewakili Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang.

Dalam arahannya, Sekda Lakat menyampaikan bahwa, forum ini sangat penting dalam menjalankan visi misi AARS. ” kota Manado terus berkembang dan bertambah luas, dan lewat pemerintahan AARS, Kota Manado telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan,” kata Lakat.
Sekda Lakat memaparkan beberapa isu aktual yang akan dibahas, yakni tingkat kesadaran warga terhadap penanganan sampah, terjadi peningkatan penderita HIV AIDS, pencegahan malaria dan penanganan TBC, peningkatan perkelahian antar kampung dan bunuh diri, serta penanganan stunting.

Sekda mengharapkan agar seluruh peserta bisa memberikan kontribusi terbaik lewat pemikiran dan masukan untuk kemajuan masyarakat Manado.
Sementara itu, Narasumber Mewakili Kapolresta Manado, yakni Kabag Ops Polresta Manado Kompol Sugeng Wahyu Santoso memaparkan permasalahan kamtibmas, mulai dari Tarkam, sajam, putar musik yang keras dan cara penanganannya di Kota Manado, serta memaparkan Data berdasarkan laporan di Call Center 110/112.
Dari Narasumber Kadis Kesehatan dr Steaven Dandel, menjelaskan tentang cara merumuskan indikator yang tepat bagi program AIDS , TBC dan malaria
Dia memaparkan, untuk pencegahan HIV AIDS, TBC, harus dicari sumber penularannya (pasien) untuk diobati. ” untuk kota Manado tidak lagi terjadi penularan malaria, atau tidak ditemukan kasus penularan lokal,” ujar Dandel.

KabanPelitbangda Kota Manado Dr Liny Tambayong, menjelaskan Sirkular ekonomi sampah rumah tangga. Dia menyatakan, saat ini sebagian besar masyarakat Manado masih kurang kesadaran dalam penanganan sampah, maka perlu diedukasi terus ke masyarakat terkait masalah sampah. Dia juga menguraikan
Pengolahan sampah menjadi potensi eco enzim.
Diketahui, peserta kegiatan ini terdiri dari, kepala SKPD, LSM, perwakilan akademisi dari Kampus di Sulut, siswa dan pelajar, masyarakat. (dfy)