MANADO, BAS – Kebijakan Pemerintah Kota Manado untuk merelokasi warga yang wilayahnya selalu kebanjiran, patut diberi di apresiasi. Namun ada juga oknum yang mencoba menghasut warga untuk menentang kebijakan pemerintah ini. Seperti yang Beredar video bernada provokatif yang ditujukan kepada warga Kelurahan Mahawu Lingkungan 3, Kecamatan Tuminting untuk tidak mengindahkan langkah dari pemerintah Kota Manado dengan dilakukan relokasi kawasan banjir.
Video yang berdurasi hampir 3 menit tersebut menampilkan seorang yang berpakaian atasan batik bercorak biru dan bawahan celana hitam berkacamata, terlihat mengajak kepada warga agar untuk tetap bertahan di lokasi yang sering terkena banjir tersebut.
“Kasian ngoni mo pindah kemana. Kalo cuma konsep cuma torang. Pemerintah selalu beralasan rumah relokasi. Kalau ngoni masyarakat pe dialog putus dengan pemerintah, ngoni pe kunci rumah semua kumpul, kembalikan ke pemerintah,” kata pria berbadan kekar tersebut.
Lelaki itu beralasan bahwa apabila masjid di lokasi tersebut masih berdiri, berarti warga Mahawu pun masih boleh menempati daerah langganan banjir tersebut.
“Saya katakan mulai dari masjid, supaya selesai urusan. Karena, kalau masjid masih ada berarti jemaah masih ada. Kalau masjid sudah di gusur, silahkan masyarakatnya (di gusur ),” kata pria tersebut.
Dia pun meminta dialog antara pemerintah dan masyarakat yang berada di daerah tersebut.
“Kami ingin ada dialog antar pemerintah setempat dan masyarakat. Kalau boleh antar instansi pemerintah,” tukasnya.
Belakangan diketahui sesuai informasi yang diterima wartawan, warga tersebut bernama Andy Bongkang yang merupakan aktifis muslim di Manado yang diketahui juga sebagai seorang tenaga ahli salah satu anggota DPD RI asal Sulut.
Diketahui, di lokasi tersebut sementara dilakukan pelebaran sungai Mahawu sebagai salah salah satu upaya dari Pemerintah Kota Manado untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. (*/dfy)